Kangen Nulis

Sudah lama tidak menulis di blog ini.

Pas mau buka dasbod — eeh, lupa ama email dan passwordnya.

Akhirnya ingat juga.

Kriteria Kinerja Guru

Peningkatan kinerja guru oleh Kepala Sekolah menaruh perhatian utama pada upaya-upaya yang sifatnya memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk berkembang secara profesional, sehingga mereka lebih mampu dalam melaksanakan tugas pokoknya, yaitu memperbaiki dan meningkatkan proses dan hasil pembelajaran. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa sasaran utama pemberdayaan akuntabilitas profesional guru yang direfleksikan dalam kemampuan-kemampuan:

  1. Merencanakan kegiatan pembelajaran.
  2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran.
  3. Menilai proses dan hasil pembelajaran.
  4. Memanfaatkan hasil penilaian bagi peningkatan layanan pembelajaran.
  5. Memberikan umpan balik secara tepat, teratur, dan terus-menerus kepada peserta didik.
  6. Melayani peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.
  7. Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan.
  8. Mengembangkan dan memanfaatkan alat bantu dan media pembelajaran.
  9. Memanfaatkan sumber-sumber belajar yang tersedia.
  10. Mengembangkan interaksi pembelajaran (strategi, metode, dan teknik) yang tepat.
  11. Melakukan penelitian praktis bagi perbaikan pembelajaran.

Yang perlu mendapat perhatian pula bahwa pemberdayaan akuntabilitas profesional guru hanya akan berkembang apabila didukung oleh penciptaan budaya sekolah sebagai  organisasi belajar  (learning organization), dimana para anggotanya menunjukkan kepekaan terhadap masalah-masalah yang dihadapi dan berupaya untuk mengatasi masalah tersebut tanpa desakan atau perintah dari pihak luar (Djam’an Satori, 2001:10). Guru tidak hanya bekerja menunaikan tugas dan kewajiban yang dibebankan kepadanya, melainkan pula memiliki sikap untuk selalu meningkatkan mutu pekerjaannya, dan oleh karenanya mereka terus belajar untuk mempelajari cara-cara yang paling baik.  Budaya ini memungkinkan terjadinya peluang inovasi dari bawah (bottom-up innovation) dalam proses pembelajaran.

Aspek lain yang akan mendukung pemberdayaan akontabilitas profesional guru adalah tersedianya sumber daya pendidikan untuk mendukung produktivitas sekolah, khususnya mendukung proses pembelajaran yang bermutu. Alat peraga, alat pelajaran, fasilitas laboratorium, perpustakaan dan sejenisnya sangat diperlukan bagi terwujudnya proses pembelajaran yang bermutu. Sumber daya pendidikan seperti itu memungkinkan peserta didik terlibat secara aktif melalui variabilitas dan spektrum kegiatan pembelajaran yang lebih kaya. Jadi sasaran yang ketiga dari supervisi akademik adalah membina kepala sekolah dan guru-guru untuk memiliki kemampuan manajemen sumber daya pendidikan. Kemampuan manajemen sumber daya pendidikan tersebut meliputi kemampuan dalam pengadaan, penggunaan/pemanfaatan, dan merawat/memelihara.

 

Nama Lain Bulan Ramadhan

Ramadhan memiliki nama-nama lain yang merupakan bukti bahwa bulan Ramadhan demikian populer hingga menggugah para ulama untuk menamainya dengan berbagai julukan karena banyaknya keutamaan yang terkandung di dalamnya.

Nama-nama itu adalah:

  1. Syahrullahi = bulan Allah. Bulan ini Allah sandarkan kepada diri-Nya sendiri, karenanya bulan ini dinamakan bulan Allah.
  2. Syahrul Qur’an = bulan yang di dalamnya diturunkan permulaan karunia bagi manusia, yaitu Al-Qur’an.
  3. Syahrun Najah = bulan pelepasan dari adzab neraka.
  4. Syahrul jud = bulan memberikan keikhlasan kepada sesama manusia dan melimpahkan bantuan kepada fakir miskin atau bulan bermurah tangan.
  5. Syahrul muwasah = bulan memberikan pertolongan kepada yang berhajat.
  6. Syahrut Tilawah = bulan membacakan Al-Qur’an atau bulan menekunkan diri untuk memahami makna Al-Qur’an.
  7. Syahrush Shabri = bulan melatih diri bersabar dalam melaksanakan tugas-tugas agama, sabar terhadap ujian hidup dengan ridla hati.
  8. Syahrur Rahmah = bulan Allah limpahkan rahmat-Nya kepada hamba-Nya.
  9. Syahrul ‘Id = bulan yang merayakan hari berbuka dan berhari raya.

Sumber: Tuntunan Puasa Ramadhan

Doa Sebelum dan Sesudah Makan

Doa Sebelum Makan

Allahumma baarik lanaa fiimaa razaqtanaa waqinaa ‘adzaabannaari.

Ya Allah berkahilah rezeki yang Engkau berikan kepada kami, dan peliharalah kami dari siksa api neraka.

 

Doa Sesudah Makan

Alhamdulillaahil-lazhii ath’amanaa wasaqanaa waja’alnaa minal muslimina.

Segala puji bagi Allah yang memberi kami makan dan minum serta menjadikan kami memeluk agama Islam.

Meraba Makna Batin Puasa

Puasa adalah amal yang menemui kita terus menerus. Setiap tahun, sebulan sebelum kita merayakan Idul Fitri, kita melaksanakan ibadah puasa. Mengapa kita umat Islam diharuskan berpuasa?

Menurut Seyyed Hossein Nasr, ada hal-hal yang kebenarannya begitu nyata dan tidak perlu dibicarakan lagi. Tetapi terkadang kebenaran itu diselimuti awan keraguan hingga masih perlu terus ditemukan pemaknaannya.

Kadang kita berpuasa karena ayah-ibu kita mengajarkannya saat kita masih kecil, atau karena teman-teman kita berpuasa biar tidak malu dengan teman sekolah, teman kantor atau alasan-alasan lain yang serupa itu tanpa kita mau meluangkan waktu sejenak untuk merenungi, kenapa sebenarnya kita harus berpuasa di tiap-tiap tahun yang kita lalui?

Setiap ajaran agama memiliki unsur ruhaniah. Tanpa unsur ruhaniah, bisa dipastikan kehidupan agama seseorang atau satu masyarakat –termasuk juga kemudian kebudayaan dan peradabannya– menjadi tak seimbang. Unsur ruhaniah terpenting dalam setiap ajaran agama adalah pengendalian diri atas hal yang bersifat indrawi dan jasmani (nafsu) yang menjadi jalan bagi jiwa manusia ke arah kehidupan spiritual yang utuh. Pengendalian inilah yang terdapat dalam ajaran puasa.

Puasa bulan Ramadhan tentu saja memiliki berbagai manfaat sosial dan individu, yang sudah sering disampaikan dalam berbagai ceramah dan pembahasan mengenai puasa. Tapi, menurut Seyyed Hossein Nasr lagi, terkadang kita hanya memandang puasa sebagai sarana berempati bagi yang miskin dan lapar seraya menumbuhkan sikap kedermawanan. Tapi sesungguhnya arti kedermawanan ini akan menjadi sangat luhur jika dilakukan karena Allah semata. Dalam puasa hanya ketaatan kepada perintah Allah yang akan membuahkan hasil berupa kedermawanan terhadap orang-orang miskin serta orang-orang yang membutuhkan bantuan dan terhadap orang-orang yang lapar dan haus.

Hal yang paling sulit dalam puasa, yang merupakan ujung tombak dorongan nafsu badani, adalah pengendalian apa yang dalam Al-Quran disebut al-nafs al-amarah (nafsu amarah). Ketika berpuasa, kecenderungan untuk memberontak yang ada dalam jiwa secara bertahap dijinakkan dengan cara memasrahkan diri secara sistematis ke arah perintah Ilahi. Karena setiap saat merasakan dorongan nafsu, jiwa orang-orang Islam diperingatkan bahwa nafsu badani yang ada dalam diri harus bisa dikendalikan demi memenuhi perintah Allah. Itulah sebabnya puasa tidak hanya berkaitan dengan makanan saja tetapi juga, pengendalian diri dari segala bentuk nafsu dan keinginan yang bersifat badani.

Sebagai hasil dari pengendalian yang sistematis ini, jiwa manusia menjadi sadar bahwa dia tidak tergantung pada keadaan lingkungannya. Orang yang berpuasa dengan keimanan yang penuh akan segera sadar bahwa dia adalah seorang pengembara di dunia ini dan bahwa dia diciptakan sebagai makhluk yang diarahkan pada tujuan yang lebih tinggi dari sekadar keberadaan materi. Materialitas dunia di sekitarnya menjadi hilang diganti oleh “kekosongan” dan kefanaan. Pikiran dan hati manusia, karenanya, akan mengarahkan secara langsung kepada pemikiran tentang Tuhan yang menciptakannya.

Menurut Nasr lagi, puasa juga dimaksudkan sebagai benteng kesucia terhadap nafsu duniawi. Dalam berpuasa, manusia diingatkan bahwa dia telah memilih Tuhan dan meninggalkan nafsu duniawi. Itulah sebabnya Rasulullah saw. sangat menyukai puasa. Ibadah puasa merupakan unsur dasar al-faqr (perasaan hina dina di hadapan Allah) yang dikatakan oleh beliau dalam pernyataanya, al faqr fakhri (fakir adalah kebanggaanku).

Matinya nafsu akan mematikan jiwa manusia dan mengosongkannya dari kekotoran yang tersisa dalam jiwanya. Individu dan komunitas Islam seperti “diperbaiki” kembali dengan jalan pelaksanaan ibadah ini. Mereka diingatkan tentang kewajiban dan tujuan moral serta tujuan spiritualnya. Karena itulah kedatangan bulan suci ini selalu disambut dengan kegembiraan. Sebab pada bulan itu, pintu-pintu surga dibukakan bagi orang-orang yang beriman dan rahmat Allah pun diturunkan kepada orang-orang yang mencarinya.

 

Sumber: Tuntunan Puasa Ramadhan