Agar Waktu Segera Berlalu

Kita semua menginginkan semua pekerjaan cepat selesai. Dengan alasan agar tidak jenuh atau bete di kantor karena kelamaan di kantor. Sehingga tak terasa jam kerja segera berakhir.

Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan agar sang waktu segera berlalu:

  1. Melakukan tugas berat di pagi hari. Hindari interupsi di pagi hari, seperti mengobrol di telepon, ngobrol dengan teman lewat facebook atau twitter, atau sering keluar ruang kantor dengan berbagai alasan. Setelah terbebas dari tugas berat, kita bisa lebih santai menjelang akhir jam kerja.
  2. Sesekali kita memberikan “bonus” untuk diri kita sendiri. Sehabis menyelesaikan pekerjaan yang menguras tenaga, rencanakan kegiatan yang happy dengan ngobrol sama rekan kerja di kedai kopi, misalnya. Sehingga variasi kerja membuat hidup kita lebih seimbang.
  3. Di saat senggang, cek email pribadi, update status. Siapa tahu ada pesan atau kicauan dari teman yang sedang ditunggu-tunggu. Dan balas pesan tersebut dengan bahasa yang “fun”.
  4. Membuat rute yang berbeda saat pergi ke toilet, atau ke tempat lain yang kerap kita kunjungi, agar bertemu dengan orang-orang yang berbeda. Dengan demikian, pikiran tetap jernih dan inspirasi mengalir tanpa hambatan.

Coba kita praktikkan, sehingga kita tidak lagi merasa jenuh di ruang kerja. Dan…. pekerjaan tuntas, waktu pun terasa cepat berlalu.

Sumber: Dari lembaran fotokopi yang terbuang…

Guru dan Berpikir Kritis

Guru sebagai aset nasional. Sebagian warga negara Indone­sia yang terpelajar dan terdidik memiliki peranan yang cukup besar dalam memajukan negara ini. Sebagai cendekiawan ter­depan guru mampu menjadi ujung tombak, pemrakarsa, penggerak sekaligus sebagai pelaksana pembangunan bangsa. Denagn kecerdasan yang di­miliki dapat diberikan kepada anak didik dalam pendidikan formal, anak-anak dalam pen­didikan informal dan masyarakat dalam pendidikan non formal.

Guru dengan kelebihan yang dimilikinya menempatkan dirinya sebagai kelompok cendekiawan yang disegani dan dihormati oleh masyarakat di sekelilingnya. Mereka menaruh kepercayaan sekaligus harapan kepada guru bahwa gurulah seakan menjadi tumpuan segala keruwetan yang disandangnya, diharapkan mam­pu memberikan bantuan peme­cahan atau jalan keluarnya atau setidak-tidaknya meringankan­nya. Baik material maupun spiri­tual guru dianggap memiliki nilai lebih, tidak mustahil mereka banyak mengharap jasa lebih dari guru, di mana guru itu bertempat tinggal.

Guru yang hidupnya bersatu dalam masyarakat seyogyanya mempelajari kecenderungan masyarakat di sekitarnya. Dalam hal ini diperlukan berpikir kritis. Dengan sikap tegas dan wibawa- nya menjadi teladan dalam mengambil sikap yang bijaksana dan arif. Tanda-tanda jaman hendaknya dipahami, baru menentukan tindakan yang mampu menciptakan suasana jemih tentang dan dinamis, jauh dari percekcokan dan perteng­karan, mampu membawa arah pandang masyarakat ke dalam wawasan ke depan yang berorien­tasi pada wawasan nusantara.

Menumbuhkan sikap keber­samaan, senasib dan sepenang­gungan sebagai warga negara, wajib ikut memelihara persatuan dan kesatuan berbangsa dan berneagra melalui hidup rukun saling cinta kasih. Kerukunan adalah modal utama untuk menciptakan terwujudnya per­satuan dan kesatuan hidup berbangsa dan bernegara, negara ini dapat bersatu jika warga negaranya hidup rukun dan damai. Perjuangan penda­hulu kita jangan disia-siakan begitu saja. Meski dalam perjalanan sejarahnya negara kita mengalami kegagalan- kegagalan hendaknya ktia jadikan sebuah pengalaman agar takterulang di masa yang akan datang. Dalam hal ini peranan guru sangat besar. Guru dapat mengajak masyarakat untuk berpikir kritis, sehat dan

berwawasan pembangunan. Sebagai seorang moderator yang teridik sikap dan keteladanan seorang guru akan menjadi kaca benggala masyarakat di seke­lilingnya. Ibarat lilin yang menyala, mampu menerangi masyarakat di sekelilingnya, rela berkurban, melebur diri demi pengabdian sebaik-baiknya, yang dilandasi oleh rasa ikhlas lahir batin kepada masyarakat dan negara.

Dalam hal ketimpangan- ketimpangan sosial hendaknya guru mampu menjelaskan dalam proporsi yang benar dengan mempertimbangkan skala pri- oritas pembangunan nasional. Pemerataan pembangunan yang dewasa ini menjadi isu santer masyarakat pinggiran. Guru di tempat seperti itu mewakili dan sekaligus selaku Pegawai Ne­geri/Pemerintah dituntut ke­piawaiannya untuk mampu menjelaskan dengan tepat dan benar. Jika perlu dan memang – selayaknya guru “Ing Ngarso Sung Tulodho” guru di tengah- tengah masyarakat hendaknya mempunyai kehendak atau pemrakarsa timbulnya semangat hidup kebersamaan dan man- diri. Tanamkan pengertian bahwa kita wajib membangun tempat tinggal kita sendiri. Gerakkan peran serta mereka untuk membangun daerahnya sambil menunggu giliran atau tahapan pembangunan dari pemerintah. Berikan saran dan praktek-praktek yang menuju 1 teknologi tepat guna sederhana agar mereka mampu mandiri dan berdikari. Produk unggulan dan ketrampilan khusus niscaya mampu menciptakan hidup mandiri yang lebih baik.

Guru jangan minir. Jangan memberikan sikap pasif di depan masyarakat. Misalnya, kurang melaksanakan tugas dengan baik. Berangkat tugas terlalu siang dan meninggalkan sekolah sebelum waktunya (nylentet) dengan alasan yang tidak jelas. Sikap guru seperti itu akan membuat masyarakat acuh tak acuh bahkan akan memberikan apersepsi yang keliru terhadap profesi guru. Disamping itu juga akan ber­dampak besar terhadap profesi guru. Disamping itu juga akan berdampak besar terhadap minat belajar anak, kepatuhan anak terhadap tata tertib sekolah, wibawa guru akan merosot, guru kurang dihormati dan disegani murid-muridnya, (wel- weh mandakna pak guru, gu buru ya ngono we kok), bahkan akan mempengaruhi tarap serap siswa dalam menyerap pendidik­an yang diberikannya.

Guru dengan pengaruhnya di masyarakat jangan sampai membingungkan khalayak. Hati-hatilah berkomentar terhadap suatu persoalan yang belum jelas duduk perkaranya (kentang kimpule). Jika perlu lebih baik diam untuk sementara waktu menunggu waktu yang tepat. Guru harus memasyarakat dengan rakyat terutama orang miskin. Kita percaya bahwa, apa yang kita lakukan di dunia ini kelak akan diperhitungkan oleh Tuhan sendiri sampai perbuatan kita sekecil-kecilnya. Apa yang kita lakukan terhadap saudara-saudara kita yang paling lemah, hina, papa, miskin, dan sengsara, itulah persembahan hidup yang besar bagi seorang guru kepada Tuhan yang MahaEsa dan MahaKuasa. Dengan demikian kita telah ikut berkarya dalam karya keselamatan Tuhan, selamatlah diri kita sendiri, sesama kita, bangsa dan negara kita tercinta ini.

Sumber: Mingguan Guru.

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)

Pengertian PKB

PKB adalah bentuk pembelajaran berkelanjutan bagi guru yang  merupakan  kendaraan  utama  dalam  upaya  membawa perubahan  yang  diinginkan  berkaitan  dengan  keberhasilan siswa.  Dengan  demikian  semua  siswa  diharapkan  dapat mempunyai  pengetahuan  lebih,  mempunyai  keterampilan lebih  baik,  dan  menunjukkan  pemahaman  yang  mendalam tentang materi  ajar  serta mampu memperlihatkan  apa  yang mereka  ketahui  dan  mampu  melakukannya.  PKB  mencakup berbagai  cara  dan/atau  pendekatan  dimana  guru  secara berkesinambungan  belajar  setelah  memperoleh  pendidikan dan/atau  pelatihan  awal  sebagai  guru.  PKB mendorong  guru untuk memelihara  dan meningkatkan  standar mereka  secara keseluruhan  mencakup  bidang‐bidang  berkaitan  dengan pekerjaannya  sebagai  profesi.  Dengan  demikian,  guru  dapat memelihara,  meningkatkan  dan  memperluas  pengetahuan dan keterampilannya  serta membangun kualitas pribadi yang dibutuhkan di dalam kehidupan profesionalnya.

Melalui  kesadaran  untuk memenuhi  standar  kompetensi profesinya  serta  upaya  untuk  memperbaharui  dan meningkatkan kompetensi profesional selama periode bekerja sebagai guru, PKB dilakukan dengan komitmen secara holistik terhadap  struktur  keterampilan  dan  kompetensi  pribadi  atau bagian  penting  dari  kompetensi  profesional.  Dalam  hal  ini adalah  suatu  komitmen  untuk  menjadi  profesional  dengan memenuhi  standar  kompetensi  profesinya,  selalu memperbaharuimya,  dan  secara  berkelanjutan  untuk  terus berkembang.  PKB  merupakan  kunci  untuk  mengoptimalkan kesempatan  pengembangan  karir  baik  saat  ini  maupun  ke depan.   Untuk  itu,  PKB  harus  mendorong  dan  mendukung perubahan  khususnya  di  dalam  praktik‐praktik  dan pengembangan karir guru.

Pada  prinsipnya,  PKB  mencakup  kegiatan  perencanaan, pelaksanaan,  evaluasi,  dan  refleksi  yang  didesain  untuk meningkatkan  karakteristik,  pengetahuan,  pemahaman,  dan keterampilan.  Dengan perencanaan  dan  refleksi  pada  pengalaman  belajar  guru dan/atau  praktisi  pendidikan  akan  mempercepat pengembangan  pengetahuan  dan  keterampilan  guru  serta kemajuan karir guru dan/atau praktisi pendidikan.

PKB  adalah  bagian  penting  dari  proses  pengembangan keprofesionalan  guru.  PKB  tidak  terjadi  secara  ad‐hoc  tetapi dilakukan  melalui  pendekatan  yang  diawali  dengan perencanaan  untuk  mencapai  standar  kompetensi  profesi (khususnya  bagi  guru  yang  belum  mencapai standar kompetensi sesuai dengan hasil penilaian kinerja, atau dengan kata  lain  berkinerja  rendah), mempertahankan/menjaga  dan mengembangkan  pengetahuan,  keterampilan  dan  perolehan pengetahuan  dan  keterampilan  baru.  PKB  dalam  rangka pengembangan  pengetahuan  dan  keterampilan  merupakan tanggung‐jawab  guru  secara  individu  sesuai  dengan masyarakat  pembelajar,  jadi  sangat  penting  bagi  guru  yang berada  di  ujung  paling  depan  pendidikan.  Oleh  karena  itu, agar  PKB  dapat  mendukung  kebutuhan  individu  dan meningkatkan  praktik‐praktik  keprofesianalan maka  kegiatan PKB harus:

  1. menjamin kedalaman pengetahuan  terkait dengan materi ajar yang diampu;
  2. menyajikan  landasan  yang  kuat  tentang  metodologi pembelaran (pedagogik) untuk mata pelajaran tertentu;
  3. menyediakan  pengetahuan  yang  lebih  umum  tentang proses  pembelajaran  dan  sekolah  sebagai  institusi  di samping  pengetahuan  terkait  dengan  materi  ajar  yang diampu  dan  metodologi  pembelaran  (pedagogik)  untuk mata pelajaran tertentu;
  4. mengakar  dan merefleksikan  penelitian  terbaik  yang  ada dalam bidang pendidikan;
  5. berkontribusi  terhadap  pengukuran  peningkatan keberhasilan peserta didik dalam belajarnya;
  6. membuat  guru  secara  intelektual  terhubung  dengan  ide‐ide dan sumberdaya yang ada;
  7. menyediakan  waktu  yang  cukup,  dukungan  dan sumberdaya  bagi guru agar mampu menguasai  isi materi belajar dan pedagogi serta mengintegrasikan dalam praktik‐praktik pembelajaran sehari‐hari;
  8. didesain  oleh  perwakilan  dari mereka‐mereka  yang  akan berpartisipasi  dalam  kegiatan  PKB  bekerjasama dengan para ahli dalam bidangnya;
  9. mencakup  berbagai  bentuk  kegiatan  termasuk  beberapa kegiatan  yang  mungkin  belum  terpikirkan  sebelumnya sesuai dengan kondisi dan kebutuhan saat itu.

Supervisi Pendidikan

Pengertian Supervisi

  • Supervisi adalah program yang berencana untuk memperbaiki pengajaran. (Adams dan Frank G. Dickey)
  • Supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajarn dan evaluasi pengajaran. (Good Carter)
  • Supervisi adalah suatu usaha menstimulir, mengkoordinir dan membimbing secara kontinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran sehingga mereka dapat menstimulir dan membimbing pertumbuhan tiap murid secara kontinyu, dengan demikian mereka mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam masyarakat demokrasi modern. (Boardman)
  • Supervisi adalah prosedur memberi arah serta mengadakan penilaian secara kritis terhadap proses pengajaran. (Mc. Nerney)
  • Supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. (Lee J. Brucekner)
  • Supervisi adalah bantuan dalam perkembangan dari belajar mengajar yang baik. (Kimball Wiles)

Tujuan Supervisi Pendidikan

  1. Untuk membantu, membimbing, mengarahkan guru dan petugas lain dalam usaha terciptanya perbaikan pengajaran.
  2. Supervisi akademik bertujuan langsung membantu guru dalam memperbaiki situasi dan kondisi pembelajaran.
  3. Supervisi manajerial bertujuan untuk memperbaiki  sarana-dan prasarana penunjang pembelajaran agar pelaksanaan pembelajaran bisa mencapai tuhuan secara optimal.

Prinsip-prinsip Supervisi Pendidikan

  1. Prinsip Ilmiah (Scientific), yang mencakup unsur-unsur: sistematis, obyektif dan meng-gunakan alat (instrument) yang dapat memberi informasi sebagai umpan balik untuk mengadakan penilaian terhadap proses belajar-mengajar.
  2. Prinsip Demokratis, yakni menjunjung tinggi asas musyawarah, memiliki jiwa kekeluargaan yang kuat serta sanggup menerima pendapat orang lain. Supervisi menekankan pada kesepakatan dan kebersamaan antyara supervisor dengan yang disupervisi.
  3. Prinsip Kooperatif, yakni dapat bekerja bersama, mengembangkan usaha bersama dalam menciptakan situasi belajar-mengajar yang lebih baik.
  4. Prinsip Kolegialitas, artinya pelaksanaan supervisi menekankan pada kerjasama yang sederajat dan saling mengisi antara supervisor dengan yang dibimbing.
  5. Prinsip Konstruktif dan Kreatif, yakni dapat membina inisiatif guru serta mendorongnya untuk aktif menciptakan suasana aman dan dapat mengembangkan potensi-potensinya.
  6. Prinsip Dinamis, artinya pelaksanaan supervisi pendidikan harus berkembang dari waktu ke waktu sehingga tidak stagnasi serta tidak menjemukan. Dinamis tersebut, baik menyangkut materi, metode  maupun instrumennya.
  7. Prinsip Berkesinambungan, artinya pelaksanaan supervisi harus dirancang berkesinam-bungan  dan tidak boleh insidental semata.
  8. Prinsip Kontekstual dan situasional, artinya materi, metode serta instrumen yg digunakan harus disesuaikan dengan konteks permasalahan dan karakteristik  guru dan lingkunganyg dihadapi.

Sumber Belajar

Hakikat Sumber Belajar

  • Identifikasi Kebutuhan
  1. Guru melibatkan siswa untuk mengenali, menyatakan, dan merumuskan kebutuhan.
  2. Fungsi = memotivasi siswa agar kegiatan belajar dirasakan sebagai bagian dari kehidupannya.
  • Idektifikasi Kompetensi
  1. Kompetensi memberi petunjuk yang jelas terhadap materi yang harus dipelajari, penetapan metode, dan media pembelajaran serta memberi petunjuk terhadap penilaian.
  2. Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
  • Penyusunan Program Pembelajaran
  1. Bermuara pada persiapan mengajar, sebagai produk program pembelajaran jangka pendek yang mencakup komponen program kegiatan belajar dan proses pelaksanaan program.
  2. Komponen program mencakup kompetensi dasar, materi standar, metode dan teknik, media dan sumber belajar, waktu dan daya dukung lainnya.

Fungsi Sumber Belajar

  1. Fungsi Perencenaan: dapat mendorong guru lebih siap melakukan kegiatan pembelajaran dengan perencanaan yang matang.
  2. Fungsi Pelaksanaan: persiapan mengajar disusun secara sistematik, utuh, dan menyeluruh dengan beberapa kemungkinan penyesuaian dalam situasi pembelajaran yang aktual.
  3. Sumber belajar: disesuaikan dengan kebutuhan, mengandung nilai fungsional, praktis, serta disesuaikan dengan kondisi lingkungan.

Prinsip Pengembangan Sumber Belajar

  1. Harus memperhatikan minat dan perhatian peserta didik terhadap materi standar yang dijadikan bahan kajian.
  2. Guru berperan sebagai transformator, motivator yang dapat membangkitkan gairah dan nafsu belajar, serta mendorong siswa untuk belajar dengan menggunakan berbagai variasi media, dan sumber belajar yang sesuai serta menunjang pembentukan kompetensi dasar.

Mengukur Efektifitas Sumber Belajar

  • Efeketivitas berkaitan erat dengan perbandingan antara tingkat pencapaian tujuan dengan rencana yang telah disusun sebelumnya, atau perbandingan hasil nyata dengan hasil yang direncanakan.
  • Efektivitas dapat dilihat berdasarkan teori sistem, sehingga kriteria efektivitas harus mencerminkan keseluruhan siklus input-proses-output, serta mencerminkan hubungan timbal balik antara sumber belajar dengan lingkungan.